Kamis, 22 Desember 2011

GALAU


Pagi ini Sandra, Nila dan Mawar  yang sekolahnya di Kabupaten, punya rencana untuk menginap di Kota. Mereka akan mengikuti seminar selama 2 hari di sana, otomatis mereka harus mencari tempat nginapkan. Oleh karena itu dengan nekat dan yakin semua akan aman, mereka melangkahkan kaki, meluruskan niat untuk menuntut ilmu pergi mengarungi ribuan bahaya, eaaa...#lebay. Tunggu dulu, hampir lupa, masih ada satu lagi personil yang ikut dalam ekspedisi ini, namanya Lala. Nah mereka berempat ini berangkat pada jam 06.30 WIB dari kosan, sampai di Kota pada jam 7.30 WIB.
Sangat ontime, karena acaranya dimulai  pada jam 08.00 WIB, beri applaus para pemirsa prok..prok..#bangga. Pada saat seminar berlansung ada beberapa intermezo yang ditampilkan dengan korban yaitu para anggota seminar itu sendiri, disini Nila menjadi salah satu korbannya,sungguh tragis pemirsa. Nila menjadi sasaran stand up comedi, stand up comedi yaitu ngelawak sendiri dengan melontarkan berbagai macam sindiran, dan disini yang jadi korban sindirannya adalah Nila, jadi istilahnya seperti “di angkat tinggi-tinggi terus dibanting dengan kejam” kaciann..#nasib, tapi itu cuma comedi dan Nila tidak menanggapinya dengan serius,jadi aman kalau mau nyindir Nila, silahkan saja heheehe.
Sore pun datang tanpa diundang, mereka siap untuk pulang dengan beberapa ember ilmu dan pengalaman. Saatnya mencari tempat nginap, ada beberapa pilihan yang tersedia yakni di Bawah Jembatan, di Musholla, di Mall, di Tempat Saudara (kalau ada), dan di Hotel (mustahil).
Nasib baik memang ngak kan kemana, ternyata Nila mengajak Sandra,Mawar dan Lala untuk menginap di rumah saudaranya, kasian kali ya lihat wajah Sandra,Mawar dan Lala yang udah seperti anak hilang. Masalah tempat nginap sudah aman. Selanjutnya adalah cari makan dan alamat saudara Nila. Pertama cari makan dulu dong, karena dekat Mall (padahal memang pengen ke Mall) maka cari makannya di Mall. Taulah anak kos cari makan harus untung, enak, murah dan kenyang. Dengan prinsip itu maka mereka berkeliling sampai keseluruh pelosok Mall #parah. Eh disaat melakukan ekspedisi makanan, mereka bertemu dengan badut, maka keluarlah jiwa narsis yang telah terkubur selama 1jam yang lalu.
Selesai ngeroyokin sang badut, ekspedisi pun dilanjutkan, sampai ke suatu tempat yang dipilih agak memenuhi persyaratan sebagai tempat makan bagi anak kos. Si pelayan memberikan list makanan, dengan mata yang tajam mereka menelusuri semua angka-angka yang terdapat pada list makanan, tiba-tiba timbullah kegalauan di hati mereka.
Lala:                jadi mau pesan apa nih
Nila:                 tunggu dulu,g ada harga yang murah
Sandra:            harganya 2x lipat dari harga di kantin kita ya,,mampus
Mawar:           keluar yuk,cari tempat lain
Lala:                malu dong kalau mau keluar lagi
Sandra:            GALAU...
Lala:                hehehe, rempong ya makan aja galau
Nila n Mawar: kita dari tadi galau terus ya, cari tempat nginap galau, mau makan galau,
                        Anak galau
Lala:                jadi mau pesan apa nih
Sandra,Nila,Mawar: GALAU..
Akhirnya dengan terpaksa mereka memutuskan makan yang akan mereka pesan dengan hati yang penuh dengan kegalauan.Tadi itu baru makanan, kegalauan masih akan berlanjut yaitu galau dalam menentukan minuman, tapi disini Mawar sudah memiliki ketetapan hati dengan tidak akan memesan minuman di sini, lebih baik beli aqua gelasan di luar. Untuk mempercepat waktu Sandra dan Nila yang masih galau mengikuti jejak Mawar untuk berhemat, dan Lala memesan minuman agar semua mata pelayan tidak tertuju kepada mereka, waktu yang diperlukan untuk memesan makan adalah 30 menit dan 30 menit lagi untuk penyajianya dan 15 menit untuk makan. Jadi total waktu yang diperlukan untuk makan yaitu satu seperempat jam, dasyaat.
 Perut kenyang hatipun senang, langkah selanjutnya adalah mencari rumah saudara Nila, sesuai dengan lagu AYU TING TING “ di mana, di mana, di manaa...”. Setelah mencari informasinya sampai menghabiskan pulsa Nila, rumah saudara Nila pun dapat ditemukan juga, alhamdulillah ya sesuatu. Dengan muka yang sudah LUSUH mereka memasuki rumah itu. Meraka diantar pada satu kamar yang terletak di belakang tepatnya di dekat dapur, mereka pun dipersilahkan untuk makan, kegalauan pun kembali terulang, kali ini bukan masalah hemat akan tetapi karena sudah kenyang tentunya tidak nafsu makan lagi sedangkan makanan sudah di suguhkan, galau sekali saudara-saudara.., akhirnya diputuskan untuk tetap makan walaupun cuma sesuap nasi(kok keliahatan menyedihkan ya). Selesai makan mereka berencana untuk tidur, ternyata dan ternyata kasurnya tidak cukup untuk ditempati 4 orang, maka dengan terpaksa si tuan rumah menyediakan satu kamar kosong lagi untuk mereka yaitu berlokasi dibawah tangga. Seperti biasa kegalauan menghinggapi  jiwa mereka, mereka galau dalam pembagian kamar, siapa yang mau tidur di kamar yang pertama atau kamar yang kedua. Kegalauan pun terjadi selama 15 menit, akhirnya diputuskan untuk Sandra dan Mawar tidur di kamar belakang, sedangkan Lala dan Nila tidur di kamar dekat tangga. Malam pun menghayutkan mereka dalam kelelapan dan kegalauan mereka untuk sementara ini leyap terbawa mimpi. The end

Rabu, 21 Desember 2011

PROTEKSI ORANG TUA


Proteksi disini yaitu perlindungan yang diberikan orang tua kepada anaknya. Sebagaimana kita tahu semua orang tua tentu akan selalu protek dengan anaknya, orang tua kita selalu melindungi kita bagaimanapun caranya. Hal itu merupakan bentuk ungkapan dari rasa sayang mereka kepada kita. Akan tetapi ada orang tua yang begitu protektif kepada anaknya, ini tidak boleh, itu tidak boleh, semua kegiatan kita harus diberitahukan kepada orang tua.Disini ada dua pendapat mengenai masalah orang tua yang over protektif. Pertama, ada yang setuju dengan proteksi orang tua yang berlebihan dan berharap mendapatkannya dari orang tua mereka,dan itu biasanya terjadi pada anak yang memiliki orang tua yang sibuk, pendapat kedua adalah tidak setuju dengan orang tua yang over proteksi kepada anak, karena mereka merasa tidak bisa menjadi diri sendiri tak bebas dan tertekan. Biasanya over protektif ini ditujukan kepada anaknya yang perempuan. Perempuan itu sangat susah menjaga dirinya, karena itu kebanyakan orang tua masih belum bisa memberikan kepercayaan kepada anaknya unhtuk memutuskan keputusannya sendiri. Orang tua saya sering mengatakan perempuan itu di ibaratkan sebagai telur, kita tahu telur itu di butuhkan dan rentang akan retakan, asal telur itu tidak jatuh  maka dia tidak akan pecah, apabila telur itu ada cacat saja,busuk atau pecah tentu tak ada yang mau menggunakan tekur itu dan biasanya lansung di buang. Hal itu sama dengan perempuan, perempuan itu di butuhkan dia harus pandai menjaga diri, perempuan itu rentang untuk rusak, bila tidak terkontrol dan kebablasan maka perempuan itu akan kehilangan keperawanannya, apalagi di zaman sekarang pergaulan bebas itu sudah hal yang lumrah. Walaupun begitu yang namanya laki-laki tetaplah akan mencari perempuan yang sempurna dan tak cacat, cacat di sini lebih kepada keperawanan, jadi kalau perempuan sudah cacat maka nasibnya sama seperti telur tidak akan terpakai lagi, walaupun ada laki laki yang mau dengannya itu akan sangat jarang juga dan pasti bila sudah ada masalah, aib kita akan diungkapnya. Oleh karena itu orang tua sering over protektif kepada anak perawannya.
Anak yang selalu di proteksi tentu bosan dan iri dengan anak lain yang bebas menentukan keinginannya. Akan tetapi percayalah suatu saat kita akan rindu dan sangat mengharapakan proteksi orang tua yang selalu kita kesalkan itu. Hal itu akan terjadi di saat kita sudah dipercaya mendapat amanat dari orang tua kita untuk menjaga diri sendiri, memang pada awalnya senang merasa bebas bisa melakukan apapun pergi dengan siapa pun sesuai keinginan kita. Tetapi bila sudah terbiasa dengan proteksi orang tua pasti kita akan bertanya pendapat orang tua kita dulu tentang yang akan kita lakukan, apakah baik atau tidak, apakah benar atau tidak. Waluapun sudah terbiasa dan sudah b isa mengambil keputusan sendiri masih saja ada rasa rindu dengan proteksi orang tua,cerewetnya orang tua kita tentang  yang akan dilakukan. Saya pernah mengalaminya, saya sudah memutuskan apa yang akan saya lakukan akan tetapi rasanya belum tenang  bila tidak bertanya pendapat orang tua, takut  salah mengambil keputusan, oleh sebab itu saya menelpon orang tua saya untuk menanyakan pendapat mereka bagaimana sebaiknya yang harus saya lakukan untuk mengatasi masalah saya ini, dan orang tua saya hanya menjawab “semuanya tergan tung kamu,kamu sudah bisa memutuskan sendiri dan sekarang coba putuskan apa yang menurut kamu baik untuk kamu”, jujur saya agak kecewa dan tak ingin mendengar kalimat itu, kemudian saya memaksa orang tua saya untuk memutuskan apa yang sebaiknya saya lakukan untuk masalah yang sedang saya hadapi. Saya tau berarti saya masih belum dewasa dan masih tidak yakin dengan diri sendiri.
Menurut pendapat saya, pastilah suatu saat kita membutuhkan proteksi orang tua lagi setelah kita tak mendapatkannya. Jadi menurut saya nikmati dan syukurilah apabila masih mendapat  proteksi yang berlebihan dari orang tua kita, sebelum kita kehilangannya. Bukan kehilangan juga sih tetapi lebih kepada memberikan tanggung jawab kepada kita untuk mampu menjaga diri sendiri, akan tetapi proteksi orang tua masih terus ada hanya frekuensinya saja yang berkurang dari yang dulu.
Semua ini menrut pendapat saya, bila ada dari tulisan saya yang tak berkenan di hati pembaca ataupun tak seperti yang saya tulis, saya mohon maaf. Dan di mohon kritik dan sarannya terhadap tulisan saya, Terima Kasih